Tidak Mau Ala Kadar, Kostrad Bangun Gereja Terbengkalai Di Intan Jaya Papua

Intan Jaya – Berita tentang keinginan masyarakat Yokatapa Intan Jaya untuk membangun Gereja yang telah lama terbengkalai, direspon positif oleh Letkol Inf Ardiansyah, Dansatgas YPR 305/Tengkorak. Ardy alias Raja Aibon Kogila yang menerima laporan dari Lettu Inf Wira Wijaya, Danposramil Januari Janambani (J2) tidak mau berlama-lama memanfaatkan peluang emas untuk merebut simpati masyarakat, apalagi Gereja yang akan dibangun tersebut merupakan niat dan amanah mantan Kepala Suku Besar Intan Jaya, mendiang Bapak Oktavianus Sondegau sebelum meninggal, Sabtu (05/11/2022).

Setelah sebelumnya dua kali memberikan bantuan bahan bakar mesin _Chainsau_ (mesin potong kayu) ketika rombongan masyarakat berangkat ke hutan untuk mencari kayu. Pasukan Kostrad terjun langsung dalam proses pembangunan. Gembala Yakob Sondegau, anak dari istri ke-14 Kepala Suku Besar, yang juga sebagai ketua panitia pembangunan sangat berterima kasih atas segala bantuan yang diberikan oleh pasukan Kostrad dari Karawang. Keputusan cepat dalam menyiapkan personel, termasuk mendukung kebutuhan peralatan dan materil yang kurang, membuat Dansatgas dianggap sebagai penerus sang Kepala Suku, orang tua mereka.

Bapak Yokabus Sondegau dan masyarakat sangat antusias ketika Dansatgas menyampaikan rencana untuk menargetkan pembangunan Gereja dapat diselesaikan sebelum bulan Desember. Bahkan, Mama-mama dan beberapa pemuda yang sebelumnya tidak ikut _nimbrung_, merapatkan diri, mendekat untuk mendengar petunjuk dan arahan dari Dansatgas.

“Sini, sini sudah. Kumpul, kumpul. Wooii, Shonobi, Shonobi..,” teriak beberapa warga memanggil warga lainnya agar berkumpul dihadapan Dansatgas.

“Hormat, terima kasih, kami ini jemaat induknya di Gereja yang besar, di atas. Karena Corona, kita tidak bisa beribadah semua. Makanya kami semua masyarakat beribadah di rumput, di lapangan. Terus, tahun 2021, ada program pemerintah, mereka bangun perumahan masyarakat, sehingga kami minta ke kepala tukang, kalo bisa dua rumah gabung jadikan Gereja. Waktu itu, mereka kasi berdiri kerangka saja. Sehingga tahun 2022, kami mulai duduk di dalam,” cerita Pendeta Yakob dihadapan Dansatgas.

Gembala Yakob juga menceritakan bahwa selama ini tidak ada lagi bantuan dari pemerintah. Karena kebutuhan, masyarakat secara swadaya mencari kayu, mencari dana, dengan harapan Gereja mereka bisa terbangun utuh dan bisa digunakan pada saat perayaan Natal. Dansatgas yang hadir bersama Wadansatgas dan staf serta Lettu Inf Wira, mendengar dengan seksama cerita Gembala Yakob. Kendala tidak adanya alat ketam yang memadai juga disampaikan oleh GembalaYakob, Alhasil, Raja Aibon meminta kepada Kapten Inf Poltak Siahaan yang berada di Timika untuk membelinya dan segera mengirimkan ke Intan Jaya.

Para prajurit Kostrad dengan tidak kenal lelah, terus bekerja sejak pagi hari. Lettu Inf Basyir, yang ahli dalam pertukangan, dijemput untuk melihat langsung kondisi awal bangunan serta merencanakan kebutuhan personel dan materil yang dibutuhkan, agar pekerjaan selesai pada akhir bulan Nopember. Raut wajah bahagia dan gembira tak bisa ditutupi oleh Pendeta Daud, Gembala Yakob dan seluruh warga yang hadir.

Betapa tidak, warga menuturkan bahwa baru kali ini TNI mendatangi mereka di kampung. Lebih lagi, TNI bukan sekedar datang, namun tanpa diminta, membangun Gereja yang selama mereka impi-impikan.

“Ini kita kerjakan sama-sama, mudah-mudahan cepat selesai. Saya minta, Bapak Pendeta, Bapak Gembala dan teman-teman, nanti kita sama-sama disini. Ini kan swadaya semua toh, tidak ada bantuan dari siapa-siapa. Saya senang, artinya pembangunan ini karena keinginan masyarakat sendiri. Apa kekurangannya nanti, akan kita bantu semuanya. Minta doa saja dari Bapa-Bapa, biar tidak ada kendala dan kita dapat berkat, sehingga bisa bantu semuanya,” pinta Dansatgas kepada masyarakat.

“Dulu, tidak seperti ini. Datang patroli saja. Tidak berbicara dengan kita seperti Bapak-Bapak. Bapak-Bapak berbeda,” ucap Gembala Yakob ketika melanjutkan obrolan ketika Basyir bersama timnya mulai mengukur dan menghitung.

Karena hari sudah siang, Gembala Yakob pun menawarkan Prajurit para Ksatria makan siang bersama. Sungguh luar biasa ramahnya saudara Papua. Tidak ada kesan menakutkan seperti yang banyak diceritakan orang, sebelum merasakan sendiri berada di Intan Jaya. Sajian makan siang yang dihidangkan sangat jauh dari kesan mewah. Nasi, ubi rebus dan sayur terasa nikmat sekali, apalagi dirasakan bersama-sama. Makan bersama-sama, dihibur oleh beberapa ekor babi kepunyaan keluarga Sondegau yang berjalan kesana kemari, mungkin tidak banyak yang merasakan. Betapa suasana kekeluargaan terpancarkan, semua sama, semua saudara, semua bahagia.

Otentifikasi : Pendam XVII/Cenderawasih.

Check Also

Kasdam didamping Wakil Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Berbagi Kasih Di Pondok Pesantren Darul Qur’an Wadda’wah Argapura

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan, M.Han diwakili Kasdam XVII/Cen Brigjen TNI Hariyanto beserta Ny. …